Jeda Kisah: Dua Perempuan yang Menolak Lamaran Rasulullah (7)

- Senin, 23 Januari 2023 | 09:39 WIB
Perempuan yang Menolak Lamaran Nabi Muhammad SAW. (LBL - Freepik.com/ rawpixel.com.)
Perempuan yang Menolak Lamaran Nabi Muhammad SAW. (LBL - Freepik.com/ rawpixel.com.)

DALAM kisah sebelumnya, Naung sudah mengupas sosok Fakhitah, sepupu Rasulullah yang dua kali dilamar Nabi, dan dua kali juga menolak. Penolakan pertama saat Fakhitah masih gadis, karena telah terikat janji dengan lelaki lain. Penolakan kedua, ketika dia telah menjanda dan renta, karena takut tak lagi dapat merawat Nabi karena masih wajib mengasuh anak-anaknya.

Fakhitah sosok yang cukup populer dalam sejarah Islam. Tentu, popularitasnya bukan hanya karena ‘’berani’’ menolak lamaran Nabi, melainkan warisannya dalam hukum Islam, karena banyak meneruskan sabda Rasulullah, terutama tentang bersuci.

Namun, selain kisah Fakhitah yang populer itu, sebenarnya terselip juga kisah sejenis, perempuan yang menolak lamaran Nabi Muhammad karena berbagai keadaan. Dan sebagaimana kita tahu. Rasulullah tidak pernah memaksakan kehendaknya, karena tujuannya melamar adalah untuk memberikan perlindungan dan memuliakan para perempuan, terutama yang menjanda karena suaminya telah berjuang dan berpulang di jalan Allah.

Selain Fakhitah, sejarah juga mencatat dua sosok perempuan lain yang menolak upaya perlindungan Nabi tersebut, yakni Dubaah dan Safiyyah.

Baca Juga: Jeda Kisah: Inilah Fakhitah, Perempuan yang Dua Kali Menolak Cinta Rasulullah (5)

Sebagaimana Naung kutip dari Jaurahatul Nabilah yang mengutip dari kitab Thabaqat Kubra, Dubaah binti Amir bin Qurat adalah sosok wanita yang sangat cantik dan kaya, yang menikah kali pertama dengan Haudzah bin Ali Hanafi di Mekah. Tidak tersebutkan usia pernikahan ini, tapi haudzah tak berumur panjang, dan meninggal.

Dubaah yang kaya dan janda ini, kemudian menikah untuk kedua kalinya dengan Abdullah bin Jidan Taymi. 

Tak tercatat juga bagaimana pernikahan ini, dan berapa lama. Yang pasti, dikarenakan setelah menikah tak juga membuahkan keturunan, Dubaah pun meminta agar Abdullah menceraikannya. Maka, untuk kali kedua, Dubaah menjanda.

Menjanda kali kedua, Dubaah yang jelita tak lama kemudian menerima lamaran Hisyam bin Mughirah. Dari pernikahan ketiga ini, Dubaah mendapatkan seorang anak yang bernama Salamah. Salamah inilah sosok yang berada di lingkaran dalam Rasulullah.

Tak ada juga keterangan yang pasti berapa usia Salamah saat ayahnya, Hisyam, berpulang. Yang pasti, setelah menjanda untuk kali ketiga, Rasulullah merasa iba dengan keadaan Dubaah, dan melalui Salamah mengajukan lamaran.

Salamah yang tak menyangka, menjawab, ‘’Wahai Rasul, ibuku telah renta. Namun akan kutanyakan kepadanya perihal ini.’’

Dari cerita Ibnu Abbas sebagaimana ternukul dalam kitab Thabaqat Kubra  itu, Salamah pun menyampaikan lamaran Nabi kepada Dubaah. ‘’Apa jawabmu?’’ tanya Dubaah. Salamah pun bercerita kalau dia meminta waktu kepada Nabi untuk menanyakan laraman itu kepada Dubaah.

Dubaah kaget atas respon Salamah. Dia berkata, “Wahai Anakku, apa lagi yang perlu kau tanyakan? Kembalilah dan katakan, ya!” 

Salamah pun bergegas kembali ke rumah Rasulullah. Tapi, Nabi Muhammad tidak pernah kemudian membahas persoalan lamaran itu lagi. 

Baca Juga: Kisah istri-Istri Nabi Muhammad dan Pernikahannya, Zainab (6)

Halaman:

Editor: Langit Bara Lazuardi

Tags

Terkini

Sepenggal Percakapan Pedih

Jumat, 17 Maret 2023 | 10:39 WIB

Kisah Sang Guru yang Memenangkan Orang Bodoh

Kamis, 9 Maret 2023 | 09:19 WIB

Mereka yang Lebih Mendengar Suara Uang

Rabu, 22 Februari 2023 | 07:55 WIB

Enam Fakta soal Isra Miraj Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 18 Februari 2023 | 15:14 WIB

Lelaki Lain di Hati Ibu

Sabtu, 18 Februari 2023 | 07:27 WIB

Saringan untuk Seorang Teman

Rabu, 15 Februari 2023 | 10:25 WIB

Niat dan Tata Cara Bayar Hutang Puasa Ramadhan

Minggu, 12 Februari 2023 | 14:47 WIB
X