Warung di pinggir kompleks pelacuran itu masih seperti biasa. Tak ada bir di tiap meja, hanya sebotol kecil kecap, sekuah sambal, dan gulungan tisu kasar.
Di kanan bagian dalam, Narto, pemilik warung, juga masih terkantuk-kantuk. Selalu begitu. Jam berapa pun melihatnya, kau akan selalu mendapatinya terkantuk. Tapi cobalah kau sapa, maka dia akan sigap menjawab.
Matanya memang seperti orang nggelek, tapi telingnya tetap terbuka. Ia dapat mendengar apa saja. Juga suara tamu-tamu yang selalu ketagihan menyantap sotonya.
“Kalian tahu perempuan yang mati terlindas truk kemarin pagi? Akulah pembunuhnya. Akulah yang membuatnya tergelincir dari motor, menggelinding ke kolong truk, dan krass! kepalanya berhamburan.”
“Kau yang menyenggol motornya?” tanya sebuah suara. Narto hapal suara itu, Yoyok. Ya, pemuda setengah pengangguran itu.
“Tidak.”
“Kalau bukan kau yang menyenggol motornya, kenapa kau mengaku yang membunuhnya?”
“Tapi aku yang membuat dia terjatuh.”
“Kau berada di sekitar peristiwa itu?”
“Tidak.”
“Kau melihat perempuan itu jatuh, berteriak, ‘Ya Allah…’ sebelumnya kepalanya dilindas truk?”
“Tidak. Tapi aku yang menyebabkannya begitu.”
“Halah! Kau cuma mabuk!”
Tak ada jawaban. Mata Narto terbuka. Dilihatnya lelaki yang bicara itu menyalakan rokok.
Baca Juga: Massa Ngamuk, Konser Slank di Semarang Ricuh
Artikel Terkait
Salma Salsabila dan Nabila Taqiyyah Siap Bersaing di Grand Final Indonesian Idol 2023 Rebutkan Gelar Juara
Keluar Sebagai Juara 3 Indonesian Idol 2023, Ini Profil dan Biodata Rony Parulian,
Berahi yang Tak Membaui Tubuh
Dan Senja pun Pergi
Ikutkan ke Arah Mana Cinta Membawa
Ikatan 15 Mei
Di Tengah Euforia Timnas U-22, Erick Thohir Diminta Netizen Peduli dengan Kurnia Meiga