Ikutkan ke Arah Mana Cinta Membawa

- Sabtu, 13 Mei 2023 | 10:50 WIB
ikutkan saja ke arah mana cinta membawa (langit bara lazuardi)
ikutkan saja ke arah mana cinta membawa (langit bara lazuardi)

Non: tak ada yang lebih baik dilakukan selain mengikuti ke mana pikiran membawa. aku selalu percaya, tenaga cinta sungguh tak terlawankan, bukan saja menjerat fisik, melainkan juga pikiran, bahkan dengan belenggu yang sungguh tak terbayangkan.

kamu sudah mengalaminya, tentu. dan membuang pikiran yang selalu terhubung dengan seseorang yang kamu cintai, bukanlah jalan penyelesaian. itu pun jika "membuang" pikiran sungguh bisa dilakukan.

terhubung? kamu mempercayainya? aduh, kenapa mempercayainya? kamu justru harus mengalaminya. keterhubungan, duh indah sekali ini, bukan saja sekadar sebuah tindakan percaya, tapi juga upaya untuk mewujudkannya.

ini bukan sekadar permainan "perasaan". keterhubungan adalah sebuah kondisi psikologis yang memang bisa diarahkan untuk tercipta. sungguh!

jadi, jika kamu memikirkan dia, jika kamu mengingat seseorang dengan perasaan yang membuncah, kamu pun bisa membuat dia tahu bahwa dirimu memikirkan dia, bahwa dia pun memikirkan kamu, di saat yang bersamaan. bisa, keterhubungan yang pararel.

dulu, jika bangun pagi, mandi, dan wangi, lalu aku kangen dengannya, aku akan memikirkan dia, terus, bahkan dalam batin kupanggil namanya: "Nja, datang ya, datang, aku kangen kamu, kangen kamu. aku ingin kamu kemari, di sini, menemani aku, memberi satu kecupan basah. datang, Nja: aku kangen kamu."

dan aku selalu yakin, tak lama, paling setengah jam, sudah ada ketukan di pintu. dan ketika kubuka, wajah dia yang kusayangi itu telah ada, kadang bahkan dengan gugup. "Langit sakit, ya?" atau "kangen aku, ya? dadaku berdebar terus, ingat kamu."

Baca Juga: Gusti, Persatukanlah Kami untuk Menggugurkan Dosa Ini

dan aku memeluknya, dan aku ambil tangannya, aku susupkan ke dadaku, agar dia tahu, betapa debar di dada itu, yang bergelombang, memacu panas napasku, semuanya, kekangenan yang menuntut untuk dituntaskan.

dan biasanya, dia akan memasrah, menyerahkan dirinya, seperti aku, pada tenaga cinta, tangan kasih, yang membuat kami tak lagi berkata, hanya diam, ketika mata mengambil alih semua percakapan, dan meneguhkan keyakinan lewat sentuhan dan ciuman.

Non, berulang kali kami begitu. bahkan, ketika ikatan aku dan dia guyah, saat dia telah menikah, aku masih sering "memanggil" keterhubungan itu. dan dia tahu. dia selalu menelepon jika begitu, mengatakan tak lagi bisa bertemu, tak berani lagi bertemu, karena jika ketemu, apa pun bisa terjadi.

"Langit, aku selalu tak kuasa menolak jika sudah dekat dengan kamu. dan aku tak ingin akhirnya kita menyalalahkan cinta, jika sesuatu terjadi antara kita. aku takut aku tak kuat karena aku bukan lagi seperti dulu, yang belum disentuh lelaki secara penuh."

dia tak datang, Non: tapi kami terhubung, aku bisa menghubunginya, aku bisa menunjukkan betapa kangenku, sayangku, masih ada.

jadi Non, ini bukan sekadar percaya, tapi juga usaha. kamu boleh tanya Senja --ah, lebih baik jangan-- bahwa beberapa kali, aku dan dia terhubung, dan sering ketawa, karena tiba-tiba kami melakukan hal yang sama di saat yang sama, saling menulis Whatsapp misalnya, dan kaget, karena langsung berbalas di detik yang sama, tanpa janjian.

ini menunjukkan, keterhubungan bukan hanya sekadar "ikatan" dua hati, dia lebih dahsyat dari itu: sebuah peristiwa magnetis, yang bisa kita lakukan untuk siapa saja. tidakkah kamu percaya?

Halaman:

Editor: Langit Bara Lazuardi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Aku Telah Tak Lagi Setia

Jumat, 26 Mei 2023 | 09:29 WIB

Selingkuh Tiga Pembunuh

Senin, 22 Mei 2023 | 08:18 WIB

Ikatan 15 Mei

Senin, 15 Mei 2023 | 07:17 WIB

Ikutkan ke Arah Mana Cinta Membawa

Sabtu, 13 Mei 2023 | 10:50 WIB

Dan Senja pun Pergi

Kamis, 11 Mei 2023 | 14:31 WIB

Berahi yang Tak Membaui Tubuh

Rabu, 10 Mei 2023 | 09:17 WIB

Mencoba Jadi Sebatang Laut

Jumat, 5 Mei 2023 | 08:55 WIB

Untukmu yang Dikirim Hujan

Kamis, 4 Mei 2023 | 10:06 WIB

Tentang Mei, Rindu, dan Cemburu

Rabu, 3 Mei 2023 | 08:33 WIB

Telaga Senja, Pertemuan Pertama

Senin, 24 April 2023 | 08:45 WIB

Pengakuan Senja: Jarak yang Coba Dikekalkan

Sabtu, 22 April 2023 | 11:05 WIB

Bahagia dengan yang Absurd, yang Sementara

Rabu, 19 April 2023 | 10:16 WIB

Kegelapan dan Perselingkuhan Kunang-kunang

Selasa, 18 April 2023 | 09:28 WIB

Warna Kupu Usai Persetubuhan

Senin, 17 April 2023 | 11:55 WIB

Rahasia, Asmara tanpa Kata

Minggu, 16 April 2023 | 10:08 WIB
X