Non: tak ada yang lebih baik dilakukan selain mengikuti ke mana pikiran membawa. aku selalu percaya, tenaga cinta sungguh tak terlawankan, bukan saja menjerat fisik, melainkan juga pikiran, bahkan dengan belenggu yang sungguh tak terbayangkan.
kamu sudah mengalaminya, tentu. dan membuang pikiran yang selalu terhubung dengan seseorang yang kamu cintai, bukanlah jalan penyelesaian. itu pun jika "membuang" pikiran sungguh bisa dilakukan.
terhubung? kamu mempercayainya? aduh, kenapa mempercayainya? kamu justru harus mengalaminya. keterhubungan, duh indah sekali ini, bukan saja sekadar sebuah tindakan percaya, tapi juga upaya untuk mewujudkannya.
ini bukan sekadar permainan "perasaan". keterhubungan adalah sebuah kondisi psikologis yang memang bisa diarahkan untuk tercipta. sungguh!
jadi, jika kamu memikirkan dia, jika kamu mengingat seseorang dengan perasaan yang membuncah, kamu pun bisa membuat dia tahu bahwa dirimu memikirkan dia, bahwa dia pun memikirkan kamu, di saat yang bersamaan. bisa, keterhubungan yang pararel.
dulu, jika bangun pagi, mandi, dan wangi, lalu aku kangen dengannya, aku akan memikirkan dia, terus, bahkan dalam batin kupanggil namanya: "Nja, datang ya, datang, aku kangen kamu, kangen kamu. aku ingin kamu kemari, di sini, menemani aku, memberi satu kecupan basah. datang, Nja: aku kangen kamu."
dan aku selalu yakin, tak lama, paling setengah jam, sudah ada ketukan di pintu. dan ketika kubuka, wajah dia yang kusayangi itu telah ada, kadang bahkan dengan gugup. "Langit sakit, ya?" atau "kangen aku, ya? dadaku berdebar terus, ingat kamu."
Baca Juga: Gusti, Persatukanlah Kami untuk Menggugurkan Dosa Ini
dan aku memeluknya, dan aku ambil tangannya, aku susupkan ke dadaku, agar dia tahu, betapa debar di dada itu, yang bergelombang, memacu panas napasku, semuanya, kekangenan yang menuntut untuk dituntaskan.
dan biasanya, dia akan memasrah, menyerahkan dirinya, seperti aku, pada tenaga cinta, tangan kasih, yang membuat kami tak lagi berkata, hanya diam, ketika mata mengambil alih semua percakapan, dan meneguhkan keyakinan lewat sentuhan dan ciuman.
Non, berulang kali kami begitu. bahkan, ketika ikatan aku dan dia guyah, saat dia telah menikah, aku masih sering "memanggil" keterhubungan itu. dan dia tahu. dia selalu menelepon jika begitu, mengatakan tak lagi bisa bertemu, tak berani lagi bertemu, karena jika ketemu, apa pun bisa terjadi.
"Langit, aku selalu tak kuasa menolak jika sudah dekat dengan kamu. dan aku tak ingin akhirnya kita menyalalahkan cinta, jika sesuatu terjadi antara kita. aku takut aku tak kuat karena aku bukan lagi seperti dulu, yang belum disentuh lelaki secara penuh."
dia tak datang, Non: tapi kami terhubung, aku bisa menghubunginya, aku bisa menunjukkan betapa kangenku, sayangku, masih ada.
jadi Non, ini bukan sekadar percaya, tapi juga usaha. kamu boleh tanya Senja --ah, lebih baik jangan-- bahwa beberapa kali, aku dan dia terhubung, dan sering ketawa, karena tiba-tiba kami melakukan hal yang sama di saat yang sama, saling menulis Whatsapp misalnya, dan kaget, karena langsung berbalas di detik yang sama, tanpa janjian.
ini menunjukkan, keterhubungan bukan hanya sekadar "ikatan" dua hati, dia lebih dahsyat dari itu: sebuah peristiwa magnetis, yang bisa kita lakukan untuk siapa saja. tidakkah kamu percaya?
Artikel Terkait
Pengakuan Senja: Jarak yang Coba Dikekalkan
Telaga Senja, Pertemuan Pertama
Tentang Mei, Rindu, dan Cemburu
Untukmu yang Dikirim Hujan
Mencoba Jadi Sebatang Laut
Salma Salsabila dan Nabila Taqiyyah Siap Bersaing di Grand Final Indonesian Idol 2023 Rebutkan Gelar Juara
Keluar Sebagai Juara 3 Indonesian Idol 2023, Ini Profil dan Biodata Rony Parulian,
Berahi yang Tak Membaui Tubuh
Dan Senja pun Pergi