HASRAT hubungan intim bagi pasangan suami istri menjadi salah satu indikasi tentang hubungan yang sehat. Makin tinggi hasrat pasangan untuk selalu intim, makin sehat dan harmonis pasangan itu.
Tapi tentu, hasrat yang tinggi harus diiringi dengan komunikasi yang intens. Karena para pakar sudah menunjukkan, orgasme itu 60 persen adalah komunikasi, sisanya penetrasi. Jadi, tanpa komunikasi, orgasme yang diharapkan sangat mungkin tak pernah terjadi.
Hasrat intim ini kadang juga tak kenal waktu. Saat pagi, siang atau sore, mungkin sekali muncul dan minta dituntaskan. Dan itu hal yang wajar. Yang jadi masalah adalah ketika hasrat itu muncul dalam situasi yang tidak memungkinkan. Misalnya pasangan tengah haid atau menstruasi.
Banyak yang menganjurkan agar menahan diri. Ya nggak mengapa jika memang tahan dan mampu. Tapi jika tengah membuncah, atau semisal baru kembali dari luar kota dan kangen luar biasa, bagaimana coba untuk menyalurkannya.
Padahal, seks sempurna di saat menstruasi tidak memungkinkan. Banyak pakar yang menjelaskan bahwa jika memaksakan seks di saat haid akan mengakibatkan banyak resiko. Beberapa di antaranya adalah kemungkinan tertular penyakit di organ seksual. Ini karena di saat haid, saluran vagina tengah terbuka untuk mengeluarkan darah haid. Dan jika terjadi penetrasi, akan besar kemungkinan darah haid tadi akan masuk ke rongga panggul yang kemudian dapat menyebabkan infeksi.
Baca Juga: Yuk Ah Kita Buat Gaya Misionaris Jadi Puncak Kegairahan
Tanpa Penetrasi
Resiko lain adalah iritasi. Iritasi ini bisa terjadi di dinding vagina, dan juga di penis pasangan. Sebabnya satu, tidak semua kulit dapat tahan pada gesekan dengan darah haid. Beberapa yang sangat sensitif akan menyebabkan iritasi yang pada akhirnya membuat luka terbuka. Dan luka pada area intim ini akan berdampak panjang jika penetrasi itu diteruskan, sehingga akumulasi bakteri di sekitaran luka jadi kian tak tertangani.
Selain itu, dalam kondisi haid, pH vagina tengah tinggi, sehingga menjadi sarana tinggal bakteri dan virus, Jadi, memang sangat beresiko jika memaksakan diri untuk terus berhubungan intim.
Tapi, hasrat menggebu, nggak bisa jika nggak intim. Kepala pening, jadi suka marah-marah, apalagi jika harus menunggui seminggu.
Nah, daripada jadi pertengkaran panjang, maka tetaplah intim dan raihlah orgasme dengan solusi yang dikomunikasikan bersama.
Solusi pertama adalah tetap intim, tapi tidak perlu penetrasi ke vagina. Bisa? Ya bisalah. Masa nggak. Lakukan saja intim seperti biasa, tapi tidak perlu penetrasi. Semua lakukan, gesekan bisa tetap di vagina tanpa harus masuk, atau ke paha, atau ke dada, dan piculah gairah dengan ciuman, pelukan, dan kemesraan lainnya.
Bagi pasangan yang sudah menikah, memang sangat sulit untuk dapat ejekulasi tanpa penetrasi. Karena itu, dalam situasi haid ini, harus ada kesepakatan bersama untuk memaksimalkan apa yang mungkin agar bisa tetap intim dan sama-sama puas. Cara paling mudah adalah melakukan pijatan di area sensitif lelaki, dan remasan-remasan panjang saat berciuman. Menyentuh U-spot, dan menekannya dengan irama, akan membuat pasangan menjadi lebih cepat ejakulasi bahkan tanpa penetrasi.
Jika juga belum tercapai, maka lakukanlah masturbasi pada pasangan. Ini akan menjadi keintiman yang luar biasa, ketika saling berciuman dan ‘’tangan tetap bekerja’’. Bagi beberapa pasangan, memasturbasi pasangan adalah tingkat keintiman yang luar biasa dengan ledakan orgasme yang kadang bahkan lebih hebat daripada penetrasi.
Bisa dicoba ya?
Baca Juga: Wajib Tahu, Inilah Tujuh Godaan ke Suami agar Anda Diserang ke Ranjang